Take
1
(Seorang
ibu bernama Helen tampak menjajakan barang dagangan nya, yakni
beberapa buah pistol dan peluru)
Helen : Perang akan tetap terjadi, Uni
Sofiet akan mengirimkan tentaranya ke Barat. Semakin banyak orang-orang jahat
yang akan singgah melewati tempat kita. Jadi, kalian semua harus memiliki
senjata untuk perlindungan diri.
Victoria :
Nyonya, anda tidak tau. Senjata yang anda jual sekarang, telah membunuh seorang
tentara Uni Sofiet. Dan itu membuat mereka marah. Bagaimana kalau Unisofiet
balik menyerang kita?
Taylor : Itu karena mereka bertindak kurang
ajar, seakan-akan tanah ini milik mereka. Pantas saja jika mereka mati!
Victoria :
Balas dendam dengan pertumpahan darah hanya akan membuat peperangan ini terus
berlanjut. Nyonya, sebaiknya anda berhenti berjualan sejata. Hal ini hanya akan
membuat keadaan semakin memanas.
Taylor : Kau tidak mendengarku? MEREKA
PANTAS MATI!
Victoria :
Kenapa tidak kau bunuh saja semua tentara Uni Sofiet yang ada di wilayah kita,
agar kau tau apa dampak pertumpahan darah itu. (Pergi)
Helen :
Balas dendam dengan pertumpahan darah, adalah hal yang paling memuaskan.
Bagaimana kalau kau mencobanya pada orang-orang Unisofiet itu?
Beti : Benar, akan ku kutuk Tentara
Unisofiet yang membunuh dan memperkosa adikku. Akan ku bantai mereka dengan
membabi buta. Nyonya, aku memesan senjata dan peluru terbaik milikmu!
Helen : Ini tuan. Pastikan kau membunuh
mereka semua.
Beti : Terimakasih Nyonya.
Helen : Peperangan memang tidak seharusnya
selesai, dengan itu aku bisa kaya raya...
July
Masuk
July : Ibu, tampak nya kau sangat senang.
Helen : Ya, karena tidak lama lagi desa
kita akan memanas. Dan senjata yang ibu jual pasti laku keras. Dengan begitu,
ibu bisa mengirimu belajar di Inggris.
July : Ibu, July tidak ingin kemana-mana.
Helen : July, ibu tidak ingin kau
merasakan apa yang ibu alami di tempat ini. Berada di tengah peperangan tidak
baik untukmu, ibu ingin kau pergi ke Inggris lalu menikah dengan seorang
bangsawan disana.
July :Tapi July sudah mencintai orang
lain ibu.
Helen : Hahh, si anak yatim itu? Ibu tidak
akan pernah menyerahkan kamu kepada orang yang tidak jelas asal usulnya.
July :
Zain adalah anak yang baik.
Helen :
Masa bodoh, jangan menyebutkan namanya di depan ibu lagi. (Pergi)
Zain
Masuk
Zain :
July, bagaimana dengan acara makan malam di rumahmu.
July :
Maaf Zain, aku belum berhasil membujuk ibuku.
Zain :
Tidak apa, mungkin waktunya belum tepat.
(Lalu
terdengar suara bom, Kemudian banyak orang berlarian)
Zain :
Ada apa ini?
Victoria :
Taylor telah membantai camp tentara Uni Sofiet, dan sekarang mereka balik
menyerang kita.
July :
Apa?
Victoria :
Peperangan akan segera terjadi, pastikan kalian menyelamatkan diri. (pergi)
Zain :
July, pulanglah ke rumahmu. Pastikan kau tidak kemana-mana.
July :
Baik, hati-hati Zain.
* * *
TAKE
2
(Suara
Bom masih menggelegar, July bersembunyi di rumahnya)
Zain
masuk secara tiba-tiba.
July :
Zain, ada apa?
Zain :
July, aku kesini bukan untuk mengucapkan selamat tinggal. Tapi aku ingin
berpamitan kepadamu, hanya sementara. Pastikan kau menungguku di tempat ini.
July :
Aku tidak mengerti, sebenarnya apa yang terjadi.
James :
Zain, kau tidak bisa melarikan diri. Kau harus pergi ke medan pertempuran.
(Menarik Zain)
July :
Tunggu, apa maksud pertempuran itu?
Zain :
Aku akan pergi berperang July, aku janji aku akan kembali lagi.
July :
Tidak, kau tidak boleh berperang. Itu bukan urusan kita, kita tidak tau
apa-apa. Lepaskan Zain!
Helen
Masuk.
Helen :
Biarkan Zain pergi! (Menarik July)
July :
Tidakk Zainn.
Zain :
Pastikan kau menunggu ku July, hanya sebentar. Aku akan kembali
(Tangan
July dan Zain terpisah)
* * *
TAKE
3
July
masuk dan menunggu Zain kembali.
JUNI
JULY
AGUSTUS
Zain
masuk dalam keadaan terluka parah.
July :
Zainn.... Kau baik-baik saja.
Zain :
Kau masih menungguku? Untunglah, aku berjuang untuk bisa kembali.
July :
Terimakasih Zain, terimakasih untuk menepati janjimu. Mulai sekarang tidak ada
yang bisa memisahkan kita lagi, aku akan merawatmu sampai pulih.
(Letnan
Leo, Taylor, Beti dan James datang)
Letnan Leo : Mana? Mana perajurit yang melarikan diri itu?
James :
Itu dia Komandan, namanya Zain. Ia melarikan diri setelah tertembak di bahu
kirinya.
Letnan Leo : Bangun kau pengecut! Lekas kembali ke medan perang!
July :
Tidak.. Zain terluka parah, dia tidak bisa kembali ke medan perang.
Letnan Leo :
Selagi nafasnya masih berhembus, kewajiban dia sebagai warga negara adalah
bertempur di medan perang.
July :
Itu tidak adil, kenapa negara kita harus ikut-ikutan berperang. Apa yang kita
dapat dengan peperangan itu selain kehancuran dan kehilangan.
Taylor :
Tanyakan pada ibu-mu, dia juga menginginkan peperangan ini.
Beti :
Zain seharusnya di hukum karena sudah melarikan diri.
July :
Zain hanya ingin menepati janjinya padaku. Apa kau tau berapa banyak janji yang
di ingkari karna peperangan ini. Berapa banyak warga sipil yang di kirim ke
medan perang, harus berapa banyak lagi nyawa yang mesti di korbankan agar
peperangan ini selesai.
Taylor :
Hentikan omong kosongmu, seharusnya kau bantu ibumu menjual senjata.
Letnan Leo :
Tidak usah buang-buang waktu lagi, cepat bawa pemuda itu!
James :
Baik komandan. (Menarik Zain)
July :
Tunggu, jangan bawa dia sekarang. Biarkan aku mengobatinya sampai dia pulih,
sehingga ia mampu kembali berperang.
Beti :
Kami tidak punya banyak waktu
July :
Hanya satu hari, aku mohon!. Besok, dia sendiri yang akan pergi ke markas.
Letnan Leo :
Apa kata-katamu bisa di percaya.
July :
Iya, aku janji. Kalian boleh membunuhku bila aku berbohong.
Letnan Leo :
Baiklah, aku mengijinkanya.
July :
Terimakasih..
Letnan Leo :
Tapi ingat, jika dia tidak kembali. Maka, kalian berdua akan mati. Ayo Pergi
(Letnan
Leo, Taylor, Beti dan James pergi)
Zain :
July, aku tidak apa-apa. Aku bisa kembali ke markas sekarang juga.
July :
Tidak Zain, kau harus beristirahat dahulu sebelum kembali kesana.
(July
merawat Zain. Dan Zain pun tertidur.)
July :
Maafkan aku Zain, aku tidak bisa menghentikan perang karena ibuku menyukainya.
Demi membuat aku pergi ke Inggris agar hidupku bahagia, dia mengorbankan banyak
nyawa termasuk nayawamu. Aku harus memberitahunya, bukan ini yang aku harapkan.
Bukan Inggris tempat yang aku impikan, tapi disini, di tanah kita.
(July
mengenakan seragam perang, menyiapkan senjata. Lalu menutupi wajahnya)
July :
Aku akan berperang untukmu, untuk ibuku, dan untuk tanah kita.
Letnan Leo :
Zain.. Ayo kembali ke medan perang.
(July
pun pergi)
Take
4
Helen :
Peperangan semakin memanas, kita semua butuh senjata. Silahkan di pilih, kita
semua akan sangat membutuhkannya.
(Zain
datang sambil merangkak karena lukanya.)
Zain :
Nyonya, Nyonya Helena. Apa kau melihat July.
Helen :
Rupanya kau selamat. Hmmmm kau fikir, aku akan memberitahumu.
Zain :
Kemarin July yang merawat lukaku, tapi saat aku bangun dia sudah tidak ada.
Baju perang dan senjataku juga menghilang.
Helen :
Apa maksudmu?
Zain :
Aku hanya khawatir, dia pergi ke medan perang. Karena, kemarin terjadi sesuatu.
Helen :
TIDAK!! Putriku, July. Dimana dia? Tolong seseorang, cari dia di medan perang.
Victoria :
Nyonya, aku dengar dari medan perang di temukan mayat perempuan yang mati
tertembak. Dan ternyata, diaa...
Taylor
dan James datang membawa mayat July.
Helen :
TIDAK.. July, putriku. Oh, apaa yang sudah ku lakukan. Putriku meninggal karena
senjata yang sudah aku jual. Seseorang, tolong hentika perang ini. Aku sudah
muak dengan semuanyaaaa.
Letnan Leo :
Nyonya, peperangan itu memang sudah selesai. Gadis ini datang ke camp Uni
Sofiet dan berbicara dengan mereka. Entah apa yang dia bicarakan, tapi Uni
Sofiet memutuskan untuk menghentikan serangan. Sialnya, dalam perjalanan
kembali tentara kami tidak sengaja menembaknya, ia mengira gadis ini adalah
sekutu Uni Sofiet.
Victoria :
Syukurlah jika perang ini selesai. Sudahlah nyonya, sekarang kau sudah
mengetahui himah di balik semuanya. Bahwa semua jalan yang kita ambil dengan
kekerasan, tidak akan pernah menyelesaikan masalah.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar